Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Kebiasan Lebaran IdulFitri Di Indonesia

Assalamu’alaikum Warohmatulohi Wabarokatuh
Lebaran 1442 H
Banyak hal yang biasa dilakukan masyarakat kita menjelang Hari Raya IdulFitri (Lebaran), yang tentunya tidak terlepas dari adat dan budaya daerahnya masing-masing.
 
Namun menariknya ada beberapa kebiasaan yang konon hanya ada di Indonesia, sedangkan di negara lain yang penduduknya banyak Muslimnya tidak ditemukan. Atau kalaupun ada tidaklah semeriah di negara kita.
 
Kue atau makanan Lebaran tentunya tidak asing ditelinga kita meskipun sebenarnya makanan tersebut bisa ditemukan atau dibuat diwaktu lain. Dan penamaan " Kue/Makanan Lebaran" sudah melekat seakan menjadi Produk Khusus di Hari Raya Idulfitri. Yang lebih lucu lagi kadang kue/makanan ini tidak boleh dimakan kecuali dihari Lebaran 😀.
 
Ini salah satu kebiasaan masyarakat kita sebagai ungkapan kebahagiaan menyambut hari raya Idulfitri, meskipun dengan kue ataupun makanan sederhana untuk disantap bersama keluarga di Hari Raya.
 
Namun dibalik semua hal di atas perlu dicermati bahwa kebiasaan membuat kue/makanan lebaran ini bukan hal yang wajib. Karena peningakatan Amaliyah dan Ubudiyah yang harus diutamakan, juga dikhawatirkan akan menimbulkan kesenjangan sosial dimasyarakat kita.
 
Kebiasaan ini juga turun-temurun dari jaman dahulu meskipun kondisi saat ini membeli atau menggunakan baju baru bisa dilakukan kapan saja. Yang konon berbeda dengan masa sulit dulu atau jaman penjajahan, dimana tidak semua orang bisa membeli baju baru. Jadi dulu baju baru merupakan suatu yang istimewa.

Dan satu hal yang aneh dimasyarakat kita meskipun menggunakan baju baru atau membeli baju baru bisa dilakukan kapan saja. Tapi konon bukan Baju Lebaran kalau membelinya tidak dilakukan secara berdesakan (Pasesedek-sunda) di bulan Ramadhan atau beberapa hari menjelang Lebaran.

Dan lebih lucu lagi ada istilah Baju Takbir/Baju Dulag yaitu pakaian yang dibeli di pedagang kaki lima (PKL) pada malam Takbiran dan biasanya dengan harga diskon/obral,.aya aya wae nya 😂.

Semua hal di atas tidaklah salah bila kita mampu dan sudah melaksanakan kewajiban seorang Muslim. Karena dikhawatirkan image makanan/kue lebaran dan baju baru adalah suatu keharusan, padahal cukup dengan pakaian yang layak, pantas dan bersih (Suci) sudah cukup.

3. Pulang ke kampung Halaman (Mudik)
Apapun harus dilakukan guna menuju satu tujuan yaitu mudik atau pulang kampung, meskipun harus menempuh jarak jauh dengan suka dukanya diperjalanan tapi tanpa merasa kapok ataupun jera. Bahkan kemungkinan rindu dengan perjalanan mudik karena semua akan terobati dan sirna tanpa bekas bila sudah sampai di tempat tujuan dengan sungkem pada orang tua dan berkumpul dengan sanak saudara.

Dan hal yang tersirat makna dari Mudik ini adalah selain pulang kampung ke tanah kelahiran, berbagi cerita kisah hidup juga tertanam rasa cinta kasih dan hormat kepada orang tua, keluarga untuk memohon ma’af, memohon do’a dan restu (Sungkem) sehingga ikatan silaturahim dan Ukuwah Islamiyah tetap terjaga, semoga.

Demikian semoga bermanfaat dan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Warohmatulohi Wabarokatuh